KAJIAN

ARTIKEL


PANDANGAN SEORANG MURSYID




idrisiyyah.or.id | 

Diceritakan bahwa suatu ketika Syekh Muhammad bin Ali as Sanusi bertanya pada muridnya, "apakah burung-burung mempunyai kecerdikan atau tidak?" Dijawab; "Tidak, mereka tidak punya." As Sanusi lalu berkata, "Tapi mengapa mereka meletakkan telur mereka tinggi sekali di atas bukit agar rubah dan serigala tak dapat mencapai telur-telur itu? Lalu Mursyid yang sangat pandai ini bertanya lagi; "Apakah yarbu' (tikus gurun) mempunyai kepandaian?" dijawab lagi; "Tidak, mereka tidak punya." Dan lagi-lagi as Sanusi pun berkata: "Tapi kenapa mereka menggali lubang begitu dalam buat sarang mereka? Tentu hal itu adalah cara untuk menghindarinya dari ular. Demikian, waspadalah terhadap 'ular hitam' yang datang dari Timur dan Barat. Arti 'ular hitam' di sini adalah untuk Kerajaan Ottoman dan peradaban Barat. Maka jauh-jauh hari pusat Sanusiyyah diletakkan di pedalaman Libya yang sangat jauh dari pusat perkotaan.

Sayyid Ahmad asy Syarif, seorang cucu as Sanusi dan pemimpin atau khalifah ketiga dari Sanusiyyah, mempunyai cerita menarik lain mengenai kakeknya. Di tahun 1854, di kota Derna, as Sanusi pernah meramalkan bahwa kekuatan Eropa akan menguasai Negara-negara Muslim; Inggris akan mencaplok Alexandria di Mesir, dan orang-orang Napoltan - penduduk Napoli, lebih dikenal sebagai Italia - akan menyerang Tripoli di Libya. As Sanusi melihat ini dari pengalaman yang dilalui Beliau pada akhir abad 18 tsb. Pada saat itu, Tripoli hanya sebesar ukuran kerajaan Napoli, Italia. Dan as Sanusi memastikan untuk dapat menyelamatkan kota tsb. Yang di kemudian hari, as Sanusi mengatakan bahwa penduduk Jabal al-Akhdar di Cyrenaica akan bertempur sengit melawan pendudukan kolonialisme Eropa di bawah kepemimpinan putranya, al-Mahdi.

Sayyid Ahmad Syarif juga menceritakan bahwa as Sanusi telah menyarankan bahwa saat kekuatan Eropa akan mengambil alih, maka penduduk Libya haruslah telah siap, baik dari sisi ekonomi maupun militer. Pernyataan ini kelihatannya amat beralasan dan para pemimpin Sanusiyyah sangat-sangat sadar dengan kekuatan Eropa di kawasan itu. Sang guru yang agung dari Sanusiyyah di sini nampaknya telah memikirkan rencana jangka panjang untuk mempertahankan diri mereka dari serangan bangsa-bangsa Eropa dengan mempersiapkan penduduk Cyrenaica atas sisi moral, sosial dan aspek ekonomis. Karena pada saat tersebut, Aljazair telah diduduki Perancis ejak 1830. Prediksi beliau benar terjadi.

Langkah strategi seorang Mursyid bukanlah sembarangan melangkah. Syekh Ahmad Syarif hijrah meninggalkan kampung halamannya ke Turki hingga wafat di negeri orang adalah bimbingan Allah yang telah diisyaratkan kepadanya. Karena di sanalah akan ada orang yang akan melanjutkan tongkat estafet Sanusiyyah. Lalu Syekh Abdul Fattah dari Jawa akhirnya datang menghampiri. Allah memberikan pandangan kepada Mursyid jauh ke depan.

Demikian pula Mursyid Idrisiyyah saat ini. Syekh Akbar telah mengisyaratkan jauh-jauh hari Futuh Islam akan terjadi. Dan kita harus berbenah diri. Futuh bukanlah dihadapi dengan bersantai dan bersenang-senang, tapi harus bertambah semangat berjuang dalam agama. Peristiwa futuh lambat laun akan terjadi, dan pasti. Siap atau tidak kita harus menghadapinya. Karena bimbingan Allah kepada Mursyid telah datang mendahului.

@MK_IDRISIYYAH

Kampoeng Futuh, 28 Mei 2022